Jerman Tentang Rencana Israel Bangun Ribuan Rumah di Tepi Barat

Permukiman Israel di Maale Adumim, yang ingin diperluas oleh seorang menteri Israel, memiliki populasi sekitar 38.000 orang | Gambar: Ahmad Gharabli/AFP/Getty Images

INFOTAPANULI.my.id

Berlin - Jerman menentang keras rencana dari Israel untuk mendirikan ribuan unit perumahan baru di Tepi Barat. Berlin meminta pemerintah Israel untuk "menghentikan pembangunan permukiman" di wilayah Palestina yang sedang diduduki.

Dalam sebuah pernyataan yang dirilis, Kementerian Luar Negeri Jerman dengan tegas menolak pengumuman mengenai pembangunan ribuan permukiman baru di Tepi Barat oleh pemerintah Israel, sebagaimana dilaporkan oleh AFP dan Al Arabiya pada hari Jumat, 15 Agustus 2025.

Menteri Keuangan Israel, Bezalel Smotrich, mendukung proyek pembangunan sebanyak 3.400 rumah di daerah Tepi Barat yang sangat diperkirakan akan menimbulkan kontroversi. Smotrich juga menyerukan untuk melakukan aneksasi terhadap Tepi Barat sebagai respon terhadap niatan beberapa negara yang ingin mengakui eksistensi negara Palestina.

Israel secara konsisten berusaha untuk membangun permukiman di area sensitif di Yerusalem Timur yang dikenal sebagai E1. Proyek ini terhenti selama bertahun-tahun karena banyaknya penentangan dari komunitas internasional.

Menurut hukum internasional, permukiman Israel di Tepi Barat dianggap ilegal. Para pembela hak dan komunitas internasional memberikan peringatan bahwa pembangunan perumahan baru di lahan seluas sekitar 12 kilometer persegi akan merusak upaya untuk menciptakan negara Palestina yang berdampingan di masa depan, dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.

Area tersebut terletak di antara kota kuno dan pemukiman Yahudi Maale Adumim, yang berdekatan dengan jalan yang menghubungkan bagian utara dan selatan wilayah Palestina. Terdapat juga rencana yang belum terwujud untuk memperluas dinding pemisah Israel agar mencakup daerah ini.

Dalam pernyataannya minggu ini, Smotrich menyatakan bahwa pekerjaan pembangunan permukiman yang telah lama tertunda akan segera dimulai dan dikatakan akan memisahkan Tepi Barat dari Yerusalem Timur. Langkah ini dipandang sebagai usaha untuk "mengubur" gagasan tentang negara Palestina.

"Mereka yang ingin mengakui Palestina hari ini akan menerima respon dari kami di lapangan... Melalui tindakan nyata: rumah, lingkungan, jalan, dan keluarga Yahudi yang membangun kehidupan mereka," ujarnya dalam sebuah acara untuk mempromosikan rencana pembangunan di lahan E1.

"Pada hari yang penting ini, saya menyerukan kepada Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk menerapkan kedaulatan Israel di Yudea dan Samaria, untuk meninggalkan ide pembagian negara selamanya, dan untuk memastikan bahwa pada bulan September, para pemimpin Eropa yang munafik tidak akan memiliki apapun untuk diakui,” tambah Smotrich, menggunakan istilah Alkitab untuk merujuk pada Tepi Barat.

Prancis dan Inggris termasuk di antara negara-negara yang telah mengumumkan niatan untuk mengakui negara Palestina di hadapan Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada bulan September yang akan datang. Negara-negara tersebut menyatakan bahwa pengakuan ini ditujukan untuk menjaga solusi dua negara tetap hidup.

Komentar Anda

To be published, comments must be reviewed by the administrator *

Lebih baru Lebih lama
Post ADS 1
Post ADS 1